Seduluran Saklawase, Ngluruk tanpo bolo Menang tanpo ngasorake...

Juara Liga Tambaksari 2019-2020

Puryanto dengan klub Mageti-nya harus menunggu 4 tahun untuk merebut trophi pertamanya sekaligus menghapus julukan Mr. Runner Up yang disandangnya

Bintang Sembilan

Mbah Anwar juru racik Klub Singodhito FC merupakan manager tersukses dalam gelaran Fantasi M-38 dengan 9 thropinya dari berbagai ajang

Bintang Lima

Mr. Eko Arab adalah Salah satu Founder Fanther FPL M-38 merupakan manager PS Codot Malam yang telah berhasil mengumpulkan 5 throphi

Bintang Tiga

Pakde DODO merupakan manager klub Dewaruci FC yang telah tiga kali keluar sebagai juara dan manager asal Jateng Paling sukses

Bintang Dua

Manager Uler Kadut FC ini, Mr. Ary Ved merupakan wakil Jabodetabek harus perlu bermarkas di negeri Singa demi bisa menggondol 2 Trophi

Bintang Satu

Mr. Budsan iki arek suroboyo asli sing ngomandani Cucuk Boyo FPL saat menangi World Cup 2018

Bintang Satu

Marlboro Man adalah manager MJT yang menjurai Fantasia Serie A 2017-2018. Walo ora kejuraan utama tapi tetep ae jenenge Juara..

What Is M38?

M-38 is my Family...... ......(Marlboro Man)

Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

Selasa, 22 Desember 2020

FPL atau Pengkhianatan?

 

      Kalau sudah kebelet ingin memuncaki klasemen di liga, dan sering menganalisa data sehingga lebih objektif, maka para manajer FPL memiliki reputasi sebagai orang yang tak punya pendirian. Pendeknya, mereka adalah pengkhianat.
          Di FPL kita harus memilih pemain-pemain terbaik. Menjadi fan Manchester City tapi punya pemain Manchester United, itu bukan sebuah kemustahilan.           "Aku punya pemain-pemain City yang membuatku dapat banyak poin dan itu tak masalah sama sekali bagiku,” kata fans MU.
          Ada Fans Chelsea tapi dia malah tidak punya pemain Chelsea sama sekali, tapi poin tim FPL dia sangat bagus, dan papan atas di klasemen.
          Sebaliknya ada fans Arsenal, tapi karena merasa sebagai fans dia harus memiliki pemain dari tim favoritnya, alhasil poin tim FPLnya tidak sesuai harapan, tetapi mereka puas karena memasang tim favoritnya, walaupun jadi tim papan bawah dan jadi bahan bullyan manajer lawan.
         Seorang Fan Everton, ketika menonton pertandingan Liverpool, mereka sangat ingin Liverpool kalah tapi kalau bisa Mohammad Salah mencetak hattrick. Misalnya Liverpool jadi kalah tapi dengan skor 3-4, itu harapan mereka.
        Menurut penelitian, lebih dari 50% partisipan FPL lebih ingin tim FPLnya menang daripada tim favoritnya menang. Kemudian sebanyak lebih dari 50% manajer FPL akan membeli pemain dari tim rival.
         Meski begitu, penelitian tersebut tidak lantas menurunkan tingkat loyalitas seseorang kepada tim favoritnya. Ada dua loyalitas, pertama loyalitas kita kepada kesebelasan favorit kita, dan kedua loyalitas kita kepada tim FPL kita. Itu dua hal berbeda. Tinggal kita berat yang mana. Kita disini di tuntut untuk harus luwes, bukan menjadi orang yang kaku, bukan menjadi loyalis tapi poin minim di tim FPL kita.
         Jadi memang FPL ini membikin kita menjadi seorang "penghianat".
Pertanyaannya : "Bagaimana  dengan Gus Ipul manajer Tim Mercon??? "

Wassalam.

 

By : Anwar R

Share:

Senin, 21 September 2020

FPL asyik tapi kadang bikin emosi

 

Kemeriahan Liga Inggris sudah dimulai. Begitu pula dengan FPL yang sama-sama sudah memasuki pekan kedua.

Meski FPL hanyalah sebuah permainan, tapi selalu bikin kita kepikiran. Kalau asal main dan asal racik tim, nanti poinnya nggak maksimal.

Tapi, diseriusin pun nggak melulu ngasih poin yang maksimal karena perolehan poinnya bergantung dari performa pemain di lapangan. Memang mengasikkan tapi kadang menyebalkan juga kalau hasil jauh diluar harapan.

Akhirnya, para pemain FPL hanya bisa mengandalkan intuisi. Sebab, statistik dan angka, dalam beberapa hal kadang tidak berlaku di lapangan. Dan secara tidak langsung akan berpengaruh kepada poin di FPL.

Masih ada beberapa hal lain yang menyebalkan dan bikin emosi saat kita bermain FPL. Dan sebagian besar persoalan berkaitan dengan komposisi pemain.

Pertama, ragu-ragu ketika ingin membeli pemain. Giliran nggak dibeli, eh malah dapat poin besar. Yang dibeli malah memble.

Kedua, pemain yang poinnya tinggi malah dicadangkan.

Ketiga, terlalu dini pake fitur Wildcard atau fitur yang lain, dan tidak tepat dalam menggunakannya pada suatu gameweek dengan hasil yang mengecewakan.
Itulah asiknya FPL tapi kalau hasil jelek bikin emosi.

Wassalam.

 

By : Anwar R

Share:

Bos UCL Contest

Bos UCL Contest

Juragan Liga Draft